Kamis, 07 April 2011

PENGERTIAN METODE DISKUSI

Pengertian Diskusi dan Metode Diskusi

Menurut Hasibuan (1985), diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atu menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan, 1985).
C. Jenis-Jenis Diskusi
Jenis-jenis diskusi menurut Hasibuan (1985) yaitu :
1) Whole group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.
2) Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5 orang. Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing. Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.
3) Panel
Suatu kelompok kecil, biasanya3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak langsung (misalnya panel di televisi). Pada suatu panel yang murni, audience tidak ikut serta dalam diskusi.
4) Sundicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok klecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas; ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.
Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Tiap laporan dibawa ke siding pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
5) Brain Storming group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.
6) Simposium
Beberapa orang membahas tentang berbnagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta symposium secara singkat (5-20 menit). Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.
7) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan normal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat aktual.
8) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.
9) Fish bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk (fish bowl).
Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara.
D. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
Langkah-langkah yang harus dipahami dan dijadikan pedoman menuntun diskusi ada dua pendapat yaitu :
1. Menurut Team Didaktik Metodik (1989):
a) Apakah masalah atau perihal yang dihadapi?
b) Soal-soal penting manakah terdapat dalam masalah itu?
c) Kemungkinan-kemingkinan jawaban yang bagaimanakah dapat dirumuskan oleh kelompok diskusi terhadap suatu masalah?
d) Hal apakah dan yang manakah telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan?
e) Tindakan apakah yang sudah direncanakan?
f) Siapakah yang melaksanakannnya?
2. Menurut Hasibuan (1985) dan Sastrawijaya (1988):
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting, judul atau masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
b) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang :
1) Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan
2) "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannya
3) Lancar berbicara
4) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis
Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a) Pengatur dan pengarah diskusi
b) Pengatur "lalu lintas" pembicaraan
c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
c) Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain ( kalau ada lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi lancar. Setiap anggota hendaknya tahu persis yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak biocara yang sama
d) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terurama dari kelompok lain. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e) Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

E. Kegunaan Metode Diskusi
Menurut Hasibuan (1985), diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya
3) Mendapatkan balikan dari siswa, apakah tujuan telah tercapai
4) Membantu siswa belajar berpikir kritis
5) Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain)
6) Membantu siswa memyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang "dilihat", baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut
F. Keuntungan Dan Kelebihan Metode Diskusi
Menurut Team Didaktik Metodik (1989), mengajar dengan mempergunakan metode diskusi berarti :
i. Mempertinggi partisipasi siswa secara secara individual.
ii. Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan.
Menurut Staton (1978), kelebihan metode diskusi dari metode-metode lainnya ialah, bahwa diskusi ini memberikan dorongan kepada setiap anggota kelompok untuk berbuat secara konstruktiv, berpikir kreatif terhadap suatu subyek, dan menyumbangkan pengalaman dan keahliannya yang berguna itu untuk kepentingan bersama-sama.
Menurut Team Didaktik Metodik (1989), kelemahan dari metode diskusi :
1) Sulit bagi guru untuk meramlakan arah penyelesaian diskusi.
2) Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berpikir ilmiah
1. Metode Diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1. Mendorong siswa berpikir kritis.
2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2 komentar:

  1. artikelnya amat bermanfaat, maaf kalau boleh tahu alamat emailnya.

    BalasHapus