Kamis, 07 April 2011

PUISI SATU BINTANG

Satu Bintang
Kalau saja ada kata lain
Pasti akan kukatakan
Kalau saja ada nada lain
Pasti akan ku mainkan
Uhg … aku tenggelam
Tenggelam bersama luas samudra
Aku melihat dalam nyata

Terasa penuh
Jangan pergi dulu
Karena aku mau kau disini
Temani sendu ini
Karena kuyakin kau mau
Kalau pun kau pergi

Wangimu telah tinggal
Yang akan terbaui
Walau sejengkal
Tetaplah disini
Temani aku untuk jadi bintangmu....
Mama
Tak pernah kuberani untuk menemuimu
Tak pernah kuberani hanya untuk mendengar suaramu
Tak pernah kuberani untuk menatap mata mu yang hampir tak melihat
Tak pernah kuberani bisikan kata sayang ke telingamu yang hampir tak mendengar
Mama..
Terlalu banyak jurang pemisah diantara kita
Terlalu kental derita yang kuberikan untukmu
Terlalu banyak kata tak indah pernah terucap
Mama ..
Mengapa berat langkah ini untuk bersama
Mengapa tak ingin kulihat lagi airmata itu
Mengapa tak ingin ku rasakan lagi pelukmu
Mama …
Aku rindu ….
Tapi tak bisa kulangkahkan kaki ini kesana
Tak bisa ku melabuhkan diri ini lagi kehadapan mu
Tak bisa lagi kurasakan belaian tangan keriputmu di rambut dan punggungku

Mama …
Beri aku waktu
Walau aku tahu berapa pun itu tak akan aku punya
Bila hati sekeras ini
Bila hati ini tak juga rela
Mama..
Maafkan aku ….
Aku tahu cintamu tak akan pernah hilang
Aku tahu doamu untukku selalu kau ucap di setiap ibadahmu
Ku tahu jiwamu merinduku ..

Mama …
Maafkan aku ..
Yang kutahu aku akan datang .. aku akan datang … aku akan datang …
Aku akan bersimpuh dan mendendangkan lagu cinta
Lagu rindu dan tentu saja aku ingin memelukmu

SEPANJANG MALAM..
SEPANJANG MALAM....
SEPANJANG MALAM.....

PENGERTIAN METODE DISKUSI

Pengertian Diskusi dan Metode Diskusi

Menurut Hasibuan (1985), diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atu menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan, 1985).
C. Jenis-Jenis Diskusi
Jenis-jenis diskusi menurut Hasibuan (1985) yaitu :
1) Whole group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.
2) Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5 orang. Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing. Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.
3) Panel
Suatu kelompok kecil, biasanya3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak langsung (misalnya panel di televisi). Pada suatu panel yang murni, audience tidak ikut serta dalam diskusi.
4) Sundicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok klecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas; ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.
Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Tiap laporan dibawa ke siding pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
5) Brain Storming group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.
6) Simposium
Beberapa orang membahas tentang berbnagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta symposium secara singkat (5-20 menit). Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.
7) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan normal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat aktual.
8) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.
9) Fish bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk (fish bowl).
Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara.
D. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
Langkah-langkah yang harus dipahami dan dijadikan pedoman menuntun diskusi ada dua pendapat yaitu :
1. Menurut Team Didaktik Metodik (1989):
a) Apakah masalah atau perihal yang dihadapi?
b) Soal-soal penting manakah terdapat dalam masalah itu?
c) Kemungkinan-kemingkinan jawaban yang bagaimanakah dapat dirumuskan oleh kelompok diskusi terhadap suatu masalah?
d) Hal apakah dan yang manakah telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan?
e) Tindakan apakah yang sudah direncanakan?
f) Siapakah yang melaksanakannnya?
2. Menurut Hasibuan (1985) dan Sastrawijaya (1988):
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting, judul atau masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
b) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang :
1) Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan
2) "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannya
3) Lancar berbicara
4) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis
Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a) Pengatur dan pengarah diskusi
b) Pengatur "lalu lintas" pembicaraan
c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
c) Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain ( kalau ada lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi lancar. Setiap anggota hendaknya tahu persis yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak biocara yang sama
d) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terurama dari kelompok lain. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e) Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

E. Kegunaan Metode Diskusi
Menurut Hasibuan (1985), diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya
3) Mendapatkan balikan dari siswa, apakah tujuan telah tercapai
4) Membantu siswa belajar berpikir kritis
5) Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain)
6) Membantu siswa memyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang "dilihat", baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut
F. Keuntungan Dan Kelebihan Metode Diskusi
Menurut Team Didaktik Metodik (1989), mengajar dengan mempergunakan metode diskusi berarti :
i. Mempertinggi partisipasi siswa secara secara individual.
ii. Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan.
Menurut Staton (1978), kelebihan metode diskusi dari metode-metode lainnya ialah, bahwa diskusi ini memberikan dorongan kepada setiap anggota kelompok untuk berbuat secara konstruktiv, berpikir kreatif terhadap suatu subyek, dan menyumbangkan pengalaman dan keahliannya yang berguna itu untuk kepentingan bersama-sama.
Menurut Team Didaktik Metodik (1989), kelemahan dari metode diskusi :
1) Sulit bagi guru untuk meramlakan arah penyelesaian diskusi.
2) Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berpikir ilmiah
1. Metode Diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1. Mendorong siswa berpikir kritis.
2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Rabu, 06 April 2011

METODE DISKUSI

METODE DISKUSI
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.
Tambahan pula banyak masalah-masalah di dunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah-masalah yang memerlukan kerjasama dan musyawarah. Dan bilamana demikian maka musyawarah atau diskusilah yang memberi kemungkinan pemecahan yang terbaik.
Makin kompleks prosedur-prosedur pemahaman dan pemikiran yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan (dimana pengajaran kita adalah mempersiapkan siswa), makin kurang siswa dapat mengerjakan pekerjaan dengan mudah, maka makin bergunalah diskusi itu sebagai media pengajaran bagi kita.
B. Pengertian Diskusi dan Metode Diskusi
Menurut Hasibuan (1985), diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar-menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atu menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan, 1985).
C. Jenis-Jenis Diskusi
Jenis-jenis diskusi menurut Hasibuan (1985) yaitu :
1) Whole group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.
2) Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5 orang. Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing. Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.
3) Panel
Suatu kelompok kecil, biasanya3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator. Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak langsung (misalnya panel di televisi). Pada suatu panel yang murni, audience tidak ikut serta dalam diskusi.
4) Sundicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok klecil terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas; ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.
Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Tiap laporan dibawa ke siding pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
5) Brain Storming group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.
6) Simposium
Beberapa orang membahas tentang berbnagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta symposium secara singkat (5-20 menit). Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.
7) Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan normal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat aktual.
8) Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.
9) Fish bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk (fish bowl).
Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara.
D. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi
Langkah-langkah yang harus dipahami dan dijadikan pedoman menuntun diskusi ada dua pendapat yaitu :
1. Menurut Team Didaktik Metodik (1989):
a) Apakah masalah atau perihal yang dihadapi?
b) Soal-soal penting manakah terdapat dalam masalah itu?
c) Kemungkinan-kemingkinan jawaban yang bagaimanakah dapat dirumuskan oleh kelompok diskusi terhadap suatu masalah?
d) Hal apakah dan yang manakah telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan?
e) Tindakan apakah yang sudah direncanakan?
f) Siapakah yang melaksanakannnya?
2. Menurut Hasibuan (1985) dan Sastrawijaya (1988):
a) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting, judul atau masalah yang akan didiskusikan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
b) Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, sebagainya. Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang :
1) Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan
2) "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannya
3) Lancar berbicara
4) Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis
Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a) Pengatur dan pengarah diskusi
b) Pengatur "lalu lintas" pembicaraan
c) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
c) Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain ( kalau ada lebih dari satu kelompok), menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi lancar. Setiap anggota hendaknya tahu persis yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak biocara yang sama
d) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terurama dari kelompok lain. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
e) Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

E. Kegunaan Metode Diskusi
Menurut Hasibuan (1985), diskusi sebagai metode mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya
3) Mendapatkan balikan dari siswa, apakah tujuan telah tercapai
4) Membantu siswa belajar berpikir kritis
5) Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain)
6) Membantu siswa memyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang "dilihat", baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran sekolah
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut
F. Keuntungan Dan Kelebihan Metode Diskusi
Menurut Team Didaktik Metodik (1989), mengajar dengan mempergunakan metode diskusi berarti :
i. Mempertinggi partisipasi siswa secara secara individual.
ii. Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan.
Menurut Staton (1978), kelebihan metode diskusi dari metode-metode lainnya ialah, bahwa diskusi ini memberikan dorongan kepada setiap anggota kelompok untuk berbuat secara konstruktiv, berpikir kreatif terhadap suatu subyek, dan menyumbangkan pengalaman dan keahliannya yang berguna itu untuk kepentingan bersama-sama.
Menurut Team Didaktik Metodik (1989), kelemahan dari metode diskusi :
1) Sulit bagi guru untuk meramlakan arah penyelesaian diskusi.
2) Sulit bagi siswa untuk mengatur secara berpikir ilmiah.

B. RUJUKAN
Hasibuan. 1985. Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Radja Karya.
Staton, Thomas, F. 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung: CV.
Diponegoro.
Sastrawijaya, Tresna. 1988. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Team Didaktik Metodik. 1989. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM.
Jakarta: CV. Rajawali.
GIZI BALITA
A. Latar Belakang
Walaupun ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan balita, tapi dengan bertambahnya usia, mereka memerlukan energi dan zat gizi melebihi jumlah yang terdapat dalam ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan setelah umur 4 sampai 6 bulan.
Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi yang utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin. Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing serta harus terdapat bersamaan dalam suatu waktu.
Pengertian dasar ini perlu disinggung dalam setiap materi penyuluhan dan bimbingan kepada para orang tua, terutama ibu. Maka dari itu, pengetahuan tentang gizi dan pemberian makanan bergizi bagi balita wajib diketahui dan dipelajari.

B. Prinsip Gizi pada Balita
Setelah anak berusia 1 tahun, menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan menurunnya minta makan pada balita yang akan berakibat fatal pada pertumbuhan dan perkembangannya. Biasanya ibu sering memberi makanan selingan dengan tetap memperhatikan asupan gizi yang terkandung didalamnya, karena bayi dibawah lima tahun menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, maka prinsip gizi pada balita adalah:
a. Energi yang diberikan tinggi
b. Protein yang diberikan tinggi, untuk menunjang pertumbuhan dan mengatasi sel yang rusak
c. Lemak diberikan cukup, untuk menyediakan alat transportasi vitamin larut lemak
d. Vitamin dan mineral cukup, untuk menunjang proses metabolisme tubuh
e. Cairan dan serat, untuk melancarkan proses defekasi
Adapun syarat-syarat makanan pada masa balita adalah:
Mudah dicerna, tekstur makanan tidak terlalu keras
Suhu makanan tidak terlalu panas atau dingin
Meberikan daging atau sayur yang tidak liat
Mengurangi makanan yang manis
Tidak meberikan makanan yang terlallu asam
Menu jangan dominant dalm bentuk gorengan
Disajikan dalam bentuk potongan dan penyajian menarik
Penyajian porsi keci tapi sering
Menghindari pemberian kudapan banyak diantar waktu makan
Penggolongan Prinsip Gizi untuk Masing – Masing Usia Perkembangan:
97-Tabelle
Tuntunan untuk membantu ibu memastikan bahwa anak mendapat cukup makan, tapi tidak terlalu banyak, yaitu:
Tawaran porsi kecil dengan porsi kedua jika dia minta lagi
Batasi kudapan dalam dua kali sehari karena akan mengurangi nafsu makan dan merusak gigi dalam jangka panjang
Jangan menggunakan makanan hadiah karena berperilaku baik
Pastikan balita benar-benar lapar atau haus ketika minta makan atau minum
Jangan membiarkan balita makan sambil bermain, batasi masukan susu
Belajarlah menghitung kalori untuk makanan yang paling sering dimakan
Tujuan dan Manfaat Pemberian Makanan Bergizi pada Balita
1. untuk mencukupi kebutuhan gizi balita
2. mempertahankan dan menjaga kesehatan fisik balita
3. menunjang pemenuhan kebutuhan proses tumbuh kembang balita
C. Cara pengolahan Makanan pada Balita
Upaya yang penting dalam memelihara gizi balita adalah pengaturan makan yaitu bahwa setelah bayi memasuki usia bulan ke-10 (balita), makanannya sudah harus diarahkan agar mampu menggantikan kedudukan ASI sebagai pemberi zat gizi utama, karena itu sejak awal ada 3 hal yang harus menjadi pegangan orang tua dalam perawatan makanan balita.
Konsistensi makanan secara berangsur berubah dari bentuk cair menjadi bentuk setengah padat dan akhirnya menjadi makanan padat atau makanan biasa.
Makanan cair à makanan setengah padat à makanan padat
(bubuk susu, sari buah) (bubur susu) (makanan biasa)
Setelah anak memasuki usia tahun kedua, hendaknya makanan anak sudah sama dengan makanan orang dewasa.
Jenis bahan makanan yang digunakan untuk makanan anak sudah berubah dari hanya dua atau tiga jenis bahan (tepung, susu, gula) berangsur-angsur menjadi campuran beragm bahan makanan, yaitu makanan pokok, bahan makanan sumber protein nabati dan hewani, sayuran dan buah-buahan. Bukan saja untuk memenuhi kebutuhan tubuh anak akan berbagai zat gizi, tetapi pemberian beragam campuran bahan makanan akan melatih anak utnuk makan makanan yang bervariasi, terutama makanan berupa sayuran yang biasanya kurang disukai anak-anak. Pantangan yang tidak beralsan terhadap bahan makanan tertentu seperti ikan, telur atau sejenisnya yang lazim ditemukan, hendaknya tidak dituruti oleh ibu karena akan merugikan kesehatan anaknya sendiri.
Jumlah makanan yang diberikan harus sudah berangsur bertambah, sesuai dengan bertambahnya kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi. Berikut ini adalah perkiraan kecukupan gizi yang dianjurkan bagi anak Indonesia.
97-Tabelle
Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi bagi anak usia balita, hendaknya digunakan prinsip sebagai berikut:
a. Bahan makanan sumber kalori mutlak harus dipenuhi, baik berasal dari makanan pokok, penggunaan minyak atau zat lemak lainnya dan gula
b. Gunakan gabungan sumber protein nabati dan hewani terutama kacang-kacangan atau hasil olahannya seperti temped an tahu.
c. Manfaatkanlah bahan makanan sumber protein hewani setempat yang ada dan mungkin didapat.
Memasuki usia 2 tahun, anak yang tadinya manis, menurut dan makan semua makanan yang diberikan ibunya, sudah mulai menunjukkan rasa "suka’ dan "tidak suka", bahkan kadang-kadang anak mulai berani menolak makanan yang diberikan ibunya. Jangan memaksakan anak untuk makan makanan yang tidak disenanginya. Gantilah sayuran dengan menambah buah-buahan, yang penting anak mendapatkan vitamin dan mineral dari sumber bahan makanan apapun.
Makanan selingan, yaitu makan yang diberikan antara waktu makan, sering kurang mendapat perhatian, para orang tua menganggap setelah anaknya makan pada jam makan yang sudah ditemtukan, anak sudah cukup mendapat makanan.
Macam-macam Metode Mengajar
1. Metode Diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1. Mendorong siswa berpikir kritis.
2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
2. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
1. Metode Tanya Jawab
Dalam tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah direncanakan sebelumnya. Perencanaan pertanyaan dapat berdasarkan pada konsep yang ingin diperoleh atau dipahami siswa.
1. Metode Eksperiman ( Experimental method )
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
b) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
Kekurangan metode eksperimen : (a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
1. Metode Ketrampilan Latihan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
1. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4. Dapat menimbulkan verbalisme.
1. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
3. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
2. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
3. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
4. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
5. Biayanya cukup mahal.
6. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.
Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.
1. Metode Penugasan
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
Kelebihan Metode Pemberian Tugas
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
Kekurangan Metode Pemberian Tugas
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan.
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang diberikan guru dapat berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya tidak diberitahukan. Metode penugasan ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Kekurangan metode ini terletak pada sulitnya mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
1. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam metode ini ada dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi pentunjuk.
1. Metode Simulasi
Yaitu metode yang digunakan untuk melatih dan merangsang kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang bersumber pada realita kehidupan. Pembelajaran dilakukan dengan membuat konstruksi/ model dari apa yang akan dipelajari. Metode ini bertujuan untuk dapat belajar bersama dan menciptakan kondisi kelas yang aktif. Metode simulasi memberikan pengaruh dengan baik karena siswa menjadi jauh lebih mendalami subyek yang lebih konvensional.
1. Metode Penemuan (Discovery)
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan, (t) Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.
Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, (c) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, (f) Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya, (h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain, (b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, (d) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.
Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar
Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.
Cara mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, (f) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diperlukan peserta didik.
10. Metode Perancangan (Projeck Method)
Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
1. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
1. Metode Proyek/ Unit
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
Kelebihan Metode Proyek
• Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
• Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.


Kekurangan Metode Proyek
• Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
• bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
• Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
• Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
Kesimpulan:
Metodologi merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar dalam metodologi serta dipraktekkan pada saat mengajar. Metode-metode tersebut antara lain: Metode Diskusi (Discussion method), Metode Tanya Jawab, Metode Eksperiman (Experimental method), Metode Ketrampilan Latihan ( Drill method ), Metode Karya Wisata, dll; yang masing-masing metode tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tinggal bagaimana seorang guru mampu bertindak secara prosfesional untuk menyiasati kekurangan-kekurangan tersebut.

BIOLOGI SELULER DAN MOLEKULER

BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian Sel
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional terkecil makhluk hidup. Oleh karena itu, untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya, sel tersusun atas bagian- bagian yang berbeda, baik struktur maupun fungsinya. Bagian-bagian sel tersebut pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu membran sel, sitoplasma, dan organel-organel yang terdapat di dalam sitoplasma.
Setiap organisme tersusun atas satu dari dua kemungkinan tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Perbedaan mendasar kedua jenis sel tersebut adalah dalam hal ada atau tidaknya membrane yang membatasi inti sel. Sel prokariotik tidak mempunyai inti sel yang jelas, sedangkan sel eukariotik memiliki inti sel yang jelas. Adanya membran inti ini menyebabkan cairan di dalam inti (nukleoplasma) terpisah dengan cairan kental diluar inti (sitoplasma). Nukleoplasma dan sitoplasma merupakan cairan kental yang tersusun atas senyawa-senyawa kimia, misalnya protein dan karbohidrat. Akan tetapi, cairan tersebut berbeda dalam hal protein penyusunnya, baik jumlah maupun jenisnya. Di dalam sitoplasma terdapat banyak organel dengan struktur dan fungsi khusus, seperti reticulum endoplasma, badan golgi, lisosom, mikrobodi, mitokondria, dan nucleus.
Organel tak bermembran ialah komponen sitoplasma yang mempunyai struktur dan fungsi yang berlainan daripada organel bermembran dan rangkuman. Ia tidak mempunyai sistem membrannya yang tersendiri dan tidak ikut serta secara langsung dalam aktiviti metabolisma sel. Contoh: mikrotubul, filamen sitoplasma, mikrofilamen dan setriol

BEBERAPA TEORI MENGENAI SEL
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut.
1. Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3. Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.

5. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup
d. sel merupakan unit hereditas.
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.
Perkembangan biologi sel dan molekuler sangatlah pesat dimulai dengan penemuan ruang-ruang pada sel gabus dengan alat untuk memperbesar benda yaitu mikroskop. Dilanjutkan dengan kemajuan tekhnologi mikroskop dari mikroskop cahaya sampai mikroskop elektron memegang andil besar dalam pengamatan sel.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
Selaput plasma terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Sedangkan khusus pada sel tumbuhan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).


 SITOPLASMA
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat kerangka sel (sitokesleton), berbagai organel dan vesikuli (gelembung), serta sitosol yang berupa cairan tempat organel yang melayang-layang didalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel. Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun species memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda diantara satu dengan yang lain.
 INTI SEL
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Struktur yang menonjol di dalam nukleus yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung untuk membentuk ribosom. Kadang-kadang terdapat nukleoli atau lebih, jumlahnya bergantung pada spesiesnya dan tahap siklus reproduksi sel tersebut.

 Didalam nukleus terdapat :
1. Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin.
2. Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari protein.
3. Butiran kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
Dengan adanya selaput plasma maka protoplasma yang berada di sebelah dalamnya pertama kali terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh selaput plasma rangkap. Bagian yang diselubungi oleh selaput rangkap disebut nukleoplasma dan yang berada diantara selaput rangkap dengan selaput sel disebut sitoplasma. Selaput plasma rangkap bersama-sama dengan nukleoplasma membentuk suatu kesatuan yang disebut nukleus(inti). Selaput plasma rangkap disebut selubung nukleus, selaput ke arah nukleoplasma disebut selaput dalam dan yang mengarah ke sitoplasma disebut selaput luar. Di dalam nukleoplasma terdapt sebuah atau lebih yang disebut nukleolus(anak inti) dan pembawa bahan informasi genetik yang seterusnya disebut materi geneik. Nukleolus dan materi genetik terdapat di dalam suatu cairan yang disebut matriks nukleus.
Nukleus berbentuk bola atau gelondong. Pada umumnya setiap sel memiliki sebuah nukleus. Sel prokariota tidak memiliki nukleus sejati. Materi genetik sel prokariota inti sel juga mengandung macam-macam enzim misalnya DNA polymerase, RNA polymerase untuk sintesis protein, juga ditemukan adanya enzim rentetan proses glikolitik dan siklus asam sitrat.
Materi genetik prokariota terkumpul di bagian tengah sel namun tidak dipisahkan dari sitoplasma oleh selubung nukleus. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa selubung nuklaus merupakan salah satu pembeda antara sel eukariota dan sel prokariota. Letak nukleus di dalam inti sel bervariasi, kadang agak ke tepi kadang hampir di tengah. Nukleus tidak dapat bergerak bebas karena terperangkap di dalam jaring-jaring yang terbuat dari filamen intermedia dan mikrofilamen. Jaring-jaring ini terletak disebelah selubung nukleus. Bagian jaring-jaring yang berada di permukaan nukleoplasma selaput dalam disebut lamina nukleus dan berperan sebagai penyangga selaput dalam. Permukaan sitoplasma selaput luar berkaitan dengan anyaman filamen intermedia yang berhubungan dengan selaput sel.
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengontrol sel eukariotik. Nukleus ini umumnya merupakan organel yang paling mencolok dalam sel eukariotik, rata-rata berdiameter 5 µm. Selubung nukleus melingkupi nukleus, yang memisahkan isinya dari sitoplasma.
Pada satu sel umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun demikian, beberapa jaringan tertentu, atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu nukleus. Inti-inti dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau saling mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti sel: makronukleus (inti besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus menjamin keberlangsungan hidup, sedangkan mikronukleus bertanggung jawab terhadap reproduksi.
Posisi nukleus didalam sel ada yang ditepi adapula yang mendekati ruang tengah sel. Letak nucleus terdapat diantara jaring-jaring yang terdiri dari mikrofilamen dan filamen intermedia pada sitosol, sehingga nucleus tidak dapat bergerak bebas.
Sel mengalami berbagai perubahan struktur yaitu fase interfase dan fase pembelahan sel. Dan pada fase interfase komponen-komponen inti sel dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bagian itu adalah selubung nukleus atau selaput inti, nukleolus atau anak inti, nukleosol yang berisi a. Kromatin (kompleks DNA dengan protein), b. RNA hasil transkripsi dari DNA, c. Beberapa protein yang tidak menempel pada DNA di dalam nukleoplasma, d. cairan inti.











BAB II
PEMBAHASAN

Organel tak bermembran ialah komponen sitoplasma yang mempunyai struktur dan fungsi yang berlainan daripada organel bermembran dan rangkuman. Ia tidak mempunyai sistem membrannya yang tersendiri dan tidak ikut serta secara langsung dalam aktiviti metabolisma sel. Contoh: mikrotubul, filamen sitoplasma, mikrofilamen dan setriol
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat kerangka sel (sitokesleton), berbagai organel dan vesikuli (gelembung), serta sitosol yang berupa cairan tempat organel yang melayang-layang didalamnya.
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Struktur yang menonjol di dalam nukleus yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung untuk membentuk ribosom.

 Didalam nukleus terdapat :
1. Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin.
2. Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun dari protein.
3. Butiran kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak membelah. Pada saat sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
 Fungsi inti sel
Fungsi inti sel secara umum adalah sebagai berikut :
1. Nukleus berfungsi untuk mengendalikan arah jalannya metabolism didalam sel. Aktifitas selliruh sel pada dasarnya adalah aktifitas kimia, yaitu sekumpulan reaksi yang terorganisasi dalam satu jalur metabolism setiap produk reaksi pada dasarnya akan menjadi reaktan atau substrat pada reaksi berikutnya. Oleh karena itu jalur reaksi akan menghasilkan produk metabolism.
2. Nukleus berfungsi untuk menyimpan informasi geneti yang aman, yaitu didalam bentuk paket DNA. Pada dasarnya DNA dikemas dalam bentuk kromatid dan kromosom. Pengemasan ini disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu hanya pada saat tertentu , misalnya pada saat pembelahan sel, pengemasan haruslah ketat dan padat sehingga dengan mudah dan lengkap di pindahkan ke sel yang baru. Sebaiknya DAN dikemas longgar pada saat diperlukan untuk disalin atau pada saat ditranskripsi.
3. Nukleus berfungsi untuk mengatur kapan dan dimana ekspresi gen inti sel harus dimulai, dijalankan dan diakhiri.
4. Nukleus berfungsi untuk tempat terjadinya replikasi dan transkripsi DNA. Kelangsungan hidup sel hanya terjamin oleh dua aktifitas tersebut. Replikasi DNA berguna untuk menyalin salinan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan agar masing-masing salinan dapat dipindahkan kepada generasi sel baru hasit pembelahan replikasi DNA merupakana rangkaian tidak terpisahkan engan pembelahan sel.


 Selubung Nukleus/ Selaput Inti/ Membran Inti
Selubung nukleus merupakan pembatas dari organel ini (nukleus) dan tersusun protein lipid, berupa selaput ganda yang masing-masingtebalnya 6,5 nm, dipisahkan oleh suatu ruangan intermembran yang disebut spatium perinuclearis yang besarnya 200-300A. Membrane inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas materi inti sel dengan sitoplasma.
Lapisan luar selaput inti memiliki struktur yang kurang padat, dan kebanyakan ditempeli ribosom yang berdiameter 20 nm dan menempel langsung pada RE. Ribosom aktif dalam sintesis protein , antara lain G protein yang berasal sebagian besar dari protein membran. Protein yang disintesis dalam ribosom dihancurkan ke dalam ruang peri nukleus yang berhubungan dengan sistem (lumen) RE. Dari permukaan sitosol selaput luar, tampak terpancar filamen-filamen yang berdiameter lebih kurang 10 nm. Filamen- filamen tersebut berikatan dengan protein porifer permukaan sitosol selaput luar. Ujung yang lain dari filamen-filamen ini, sebagian menempel atau berikatan dengan selaput organela- organela, sebagian lagi berkaitan dengan selaput sel. Dengan demikian, nukleus seakan akan terletak dalam suatu jala atau keranjang sehingga tidak dapat bergerak bebas. Saat proses mitosis berlangsung lapisan luar ini berhubungan dengan organel bermembran yang terdapat di dalam sitoplasma
. Lapisan dalam selubung nukleus lebih rata, dilapisi dengan lapisan fibrosa dengan ketebalan yang bervariasi sekitar 100 nm dan berhubungan dengan kromatin. Permukaan nukleoplasma selaput-dalam selubung nukleus berlapiskan suatu anyaman setebal 10-20 nm. Anyaman ini terbuat dari filamen intermedia yang pada mamalia terdiri dari 3 protein yaitu lamin A, B, C. Anyaman filamen intermedia ini disebut lamina nukleus. Lamina ini dapat dipisahkan dari selaput-dalam. Protein-protein penyusun lamina nukleus berikatan dengan protein inyegral maupun perifer dari selaput-dalam. Selain itu, protein-protein lamina ini juga berikatan dengan benang-benang halus yang terdapat dalam nukleus. Benang-benang halus ini tidak lain adalah pembawa materi genetik. Lamina nukleus bersifat sangat dinamis. Pada sel-sel yang sedang membelah, tepatnya pada profase akhir, fosforilasi sementara beberapa residu serin pada lamin menyebabkan lamina nukleus terurai menjadi lamin A-fosfat, lamin C-fosfat dan lamin-B yang tetap terikat pada selaput-dalam. Bila pembelahan terakhir, terjadi defosforilasi dan lamina nukleus terikat kembali.
Struktur membran inti juga dilengkapi dengan lubang-lubang yang disebut porus nuclearis, yaitu lubang pada selubung inti yang menghubungkan nucleolus dengan sitoplasma. Porus tersebut berdiameter 100 nm. Pada bibir setiap pori, membran dalam dan membran luar selubung nukleus menyatu.Pori nukleus terbentuk akibat menyatunya dwi lipid dari selaput dalam dan luar. Sel melalui lubang-lubang ini dapat mentransfer substansi sel yang berada di dalam nukleus ke luar nucleus (sitoplasma). Subsatansi sel yang ditransfer ke luar sel adalah molekul RNA yang berkaitan erat dengan sintesis protein di sitoplasma. Sintesis protein dilakukan di luar inti sel (sitoplasma), tepatnya sintesis terjadi di salah satu organel yang ada di sitoplasma, yaitu ribosom.









BAB III
KESIMPULAN

Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional terkecil makhluk hidup. Oleh karena itu, untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya, sel tersusun atas bagian- bagian yang berbeda, baik struktur maupun fungsinya. Bagian-bagian sel tersebut pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu membran sel, sitoplasma, dan organel-organel yang terdapat di dalam sitoplasma.
Organel tak bermembran ialah komponen sitoplasma yang mempunyai struktur dan fungsi yang berlainan daripada organel bermembran dan rangkuman. Ia tidak mempunyai sistem membrannya yang tersendiri dan tidak ikut serta secara langsung dalam aktiviti metabolisma sel. Contoh: mikrotubul, filamen sitoplasma, mikrofilamen dan setriol
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat kerangka sel (sitokesleton), berbagai organel dan vesikuli (gelembung), serta sitosol yang berupa cairan tempat organel yang melayang-layang didalamnya.
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Struktur yang menonjol di dalam nukleus yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung untuk membentuk ribosom.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
Selubung nukleus merupakan pembatas dari organel ini (nukleus) dan tersusun protein lipid, berupa selaput ganda yang masing-masingtebalnya 6,5 nm, dipisahkan oleh suatu ruangan intermembran yang disebut spatium perinuclearis yang besarnya 200-300A. Membrane inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas materi inti sel dengan sitoplasma.











DAFTAR PUSTAKA
 Syamsuri, DKK. 2007. Biologi Untuk SMA kelas XII Semester 2. Jakarta: Erlangga.
 http://www.scribd.com/doc/24395438/Tugas-Kelompok-Tentang-Organel-Organel-Sel
 http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/peengertian-sel-dan-teori-mengenal-sel.html
 Biologi.blogsome.com/2007/07/06.sitoplasma-2/

LAPORAN GIZI DAN KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Gizi
1. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
2. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
3. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
4. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
5. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
6. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
1. Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
2. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas kerja.
Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energi makanan yang meliputi proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya penelitian tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok.
2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).
Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein, makromineral dan air.
Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari :
1. Karbohidrat – Glukosa; serat.
2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensial.
4. Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
5. Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat; vitamin C.
6. Air
Fungsi Zat Gizi
1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.
Pengertian kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek. Ini juga merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme organisme, sering implisit manusia.
Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan.”
Hanya segelintir publikasi telah difokuskan secara khusus pada definisi kesehatan dan evolusi dalam 6 dekade pertama. Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.." Klasifikasi sistem seperti WHO Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari Klasifikasi Internasional Berfungsi, Cacat, dan Kesehatan (ICF) dan Klasifikasi Internasional Penyakit (ICD) juga menentukan kesehatan.Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang bersama-sama sering disebut sebagai Segitiga Kesehatan.
Contoh pada vitamin C :

Sebuah vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan sebagai nutrisi dalam jumlah kecil oleh organisme. Istilah vitamin itu berasal dari “pitamin”, sebuah kombinasi kata dari vital dan amina, karena itu disarankan bahwa faktor makanan mikronutrien organik yang mencegah beriberi dan mungkin serupa lainnya penyakit kekurangan makanan, mungkin kimia amina. Hal ini terbukti tidak benar untuk kelas micronutient, dan kata itu dipersingkat. Hari ini, senyawa kimia yang disebut vitamin bila tidak dapat disintesis dalam jumlah yang cukup oleh suatu organisme, dan harus diperoleh dari makanan. Dengan demikian, istilah ini bersyarat, baik pada keadaan dan organisme tertentu. Sebagai contoh, asam askorbat berfungsi sebagai vitamin C selama beberapa hewan tetapi tidak orang lain, dan vitamin D, K dan biotin yang diperlukan dalam diet manusia hanya dalam keadaan tertentu. Istilah vitamin tidak termasuk nutrisi penting lainnya seperti diet mineral , asam lemak esensial, atau asam amino esensial, juga tidak meliputi sejumlah besar zat gizi lain yang mempromosikan kesehatan tetapi jika sebaliknya disyaratkan jarang.
Vitamin memiliki beragam fungsi biokimia. Beberapa fungsi mirip hormon sebagai pengatur metabolisme mineral (misalnya vitamin D), atau regulator dari sel dan pertumbuhan jaringan dan diferensiasi (misalnya beberapa bentuk vitamin A). Lain berfungsi sebagai antioksidan (misalnya vitamin E, dan kadang-kadang vitamin C). jumlah terbesar vitamin (misalnya vitamin B kompleks) berfungsi sebagai prekursor untuk kofaktor enzim, yang membantu enzim dalam pekerjaan mereka sebagai katalis dalam metabolisme. Dalam perannya ini, mungkin vitamin untuk enzim terikat erat sebagai bagian dari kelompok prostetik: misalnya, biotin adalah bagian dari enzim-enzim yang terlibat dalam pembuatan asam lemak. Bergantian, vitamin juga mungkin kurang erat terikat untuk enzim katalis sebagai koenzim, dilepas molekul yang berfungsi untuk membawa kelompok atau elektron kimia antara molekul. Sebagai contoh, asam folat membawa berbagai bentuk kelompok karbon – metil, formil dan metilena – dalam sel. Walaupun peran ini dalam membantu enzim-substrat reaksi adalah vitamin ‘terkenal fungsi, fungsi vitamin lainnya sama pentingnya
Sampai tahun 1900-an, vitamin yang diperoleh hanya melalui asupan makanan, dan perubahan pola makan (yang, misalnya, bisa terjadi selama musim tanam tertentu) dapat mengubah jenis dan jumlah vitamin tertelan. Vitamin telah diproduksi sebagai komoditi bahan kimia dan membuat banyak tersedia sebagai pil murah selama beberapa dekade, memungkinkan suplemen dari asupan makanan.
Sejarah
Nilai makan makanan tertentu untuk menjaga kesehatan diakui jauh sebelum vitamin teridentifikasi. Mesir kuno hati tahu bahwa memberi makan kepada pasien malam akan membantu menyembuhkan kebutaan, penyakit sekarang diketahui disebabkan oleh kekurangan vitamin A. kemajuan pelayaran laut selama Renaissance berkepanjangan mengakibatkan periode tidak memiliki akses terhadap buah-buahan segar dan sayuran, dan membuat penyakit dari kekurangan vitamin umum di antara kapal ‘kru.
Pada 1749, ahli bedah Skotlandia James Lind menemukan bahwa makanan jeruk membantu mencegah penyakit kudis, penyakit yang sangat mematikan di mana kolagen tidak terbentuk dengan baik, menyebabkan penyembuhan luka yang buruk, perdarahan dari gusi, sakit parah, dan kematian. Pada tahun 1753, Lind menerbitkan Treatise on the Scurvy, yang merekomendasikan menggunakan lemon dan limau untuk menghindari penyakit kudis, yang diadopsi oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Hal ini menyebabkan julukan pelaut orang Inggeris untuk organisasi itu. Lind’s penemuan, bagaimanapun, tidak diterima secara luas oleh individu-individu di Royal Navy’s Arctic ekspedisi di abad ke-19, di mana diyakini secara luas bahwa penyakit kudis dapat dicegah dengan mempraktekkan kebersihan yang baik, olahraga teratur, dan dengan mempertahankan moral para kru sementara pada papan, bukan oleh diet makanan segar. Sebagai hasilnya, ekspedisi Kutub Utara terus menjadi terganggu oleh penyakit kudis dan penyakit kekurangan lainnya. Pada awal abad ke-20, ketika Robert Falcon Scott membuat dua ekspedisi ke Antartika, yang berlaku adalah bahwa teori medis penyakit kudis disebabkan oleh “tercemar” makanan kaleng.
Pada akhir 18 dan awal abad 19, penggunaan studi kekurangan memungkinkan para ilmuwan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi sejumlah vitamin. Awalnya, lemak dari minyak ikan digunakan untuk menyembuhkan rakhitis pada tikus, dan hara yang larut dalam lemak disebut “antirachitic A”. Dengan demikian, pertama “vitamin” bioaktivitas pernah terisolasi, yang sembuh rakhitis, mulanya disebut “vitamin A”, meskipun membingungkan yang bioaktivitas senyawa ini sekarang disebut vitamin D. Pada tahun 1881, ahli bedah Rusia Nikolai Lunin mempelajari efek kudis sementara di Universitas Tartu di Estonia saat ini. Dia memberi makan tikus buatan campuran dari semua unsur terpisah susu yang dikenal pada waktu itu, yaitu protein, lemak, karbohidrat, dan garam. Tikus yang hanya menerima konstituen individu meninggal, sementara tikus diberi makan oleh susu itu sendiri berkembang secara normal. Ia membuat kesimpulan bahwa “makanan alami seperti susu oleh karena itu harus berisi, selain dikenal ini bahan-bahan utama, dalam jumlah kecil yang tidak diketahui zat penting untuk kehidupan.” Namun, kesimpulan itu ditolak oleh peneliti lain ketika mereka tidak dapat mereproduksi hasilnya. Satu perbedaan adalah bahwa ia telah menggunakan gula meja (sukrosa), sedangkan peneliti lain telah menggunakan gula susu (laktosa) yang masih berisi sejumlah kecil vitamin B.
Di Asia timur, di mana dipoles beras putih adalah makanan pokok umum dari kelas menengah, beriberi yang dihasilkan dari kekurangan vitamin B1 adalah endemik. Pada tahun 1884, Takaki Kanehiro, seorang dokter medis terlatih Inggris dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, mengamati bahwa beriberi ini endemik di antara kru berpangkat rendah yang sering makan apa-apa kecuali nasi, tetapi tidak di kalangan petugas yang mengkonsumsi sebuah diet gaya Barat. Dengan dukungan dari angkatan laut Jepang, ia bereksperimen dengan menggunakan dua awak kapal perang, satu kru hanya diberi makan nasi putih, sementara yang lain diberi makan diet daging, ikan, gandum, beras, dan kacang-kacangan. Kelompok yang hanya makan nasi putih didokumentasikan dengan 161 awak dan 25 kematian beriberi, sementara kelompok yang kedua hanya 14 kasus beriberi dan tidak ada kematian. Hal ini meyakinkan Takaki dan Angkatan Laut Jepang bahwa diet adalah penyebab beriberi, namun secara keliru percaya bahwa jumlah yang cukup protein mencegahnya. Hal ini dapat mengakibatkan penyakit dari beberapa kekurangan makanan itu diteliti lebih lanjut oleh Christiaan Eijkman, yang pada 1897 menemukan bahwa memberi makan beras kasar daripada varietas dipoles ayam membantu untuk mencegah beriberi dalam ayam. Tahun berikutnya, Frederick Hopkins mendalilkan bahwa beberapa makanan mengandung “faktor aksesori”-di samping protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain-yang diperlukan bagi fungsi-fungsi tubuh manusia. Hopkins dan Eijkman diberikan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1929 untuk penemuan mereka beberapa vitamin.
The discovery of vitamins and their sources
Year of discovery Vitamin Food source
1913 Vitamin A (Retinol)
Cod liver oil

1910 Vitamin B1 (Thiamine)
Rice bran

1920 Vitamin C (Ascorbic acid)
Lemons

1920 Vitamin D (Calciferol)
Cod liver oil

1920 Vitamin B2 (Riboflavin)
Eggs

1922 Vitamin E (Tocopherol)
Wheat germ oil,
Cosmetics and liver

1926 Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Liver

1929 Vitamin K (Phylloquinone)
Alfalfa

1931 Vitamin B5 (Pantothenic acid)
Liver

1931 Vitamin B7 (Biotin)
Liver

1934 Vitamin B6 (Pyridoxine)
Rice bran

1936 Vitamin B3 (Niacin)
Liver

1941 Vitamin B9 (Folic acid)
Liver

Pada tahun 1910, yang pertama mengisolasi vitamin kompleks oleh ilmuwan Jepang Umetaro Suzuki yang berhasil mengeluarkan air yang larut kompleks mikronutrien dari dedak beras dan menamakannya aberic asam (kemudian Orizanin). Ia menerbitkan penemuan ini dalam jurnal ilmiah Jepang. Ketika artikel itu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, terjemahan gagal untuk menyatakan bahwa itu yang baru ditemukan gizi, sebuah klaim yang dibuat di Jepang asli artikel, dan karenanya penemuannya gagal untuk mendapatkan publisitas. Pada tahun 1912 Funk Polandia Kazimierz biokimiawan terisolasi kompleks yang sama dan mengusulkan mikronutrien kompleks dinamakan “Vitamin” (a portmanteau of “penting amina”). Nama segera menjadi sinonim dengan Hopkins ‘ “aksesori faktor”, dan oleh Kali ini menunjukkan bahwa tidak semua vitamin adalah amine, kata itu sudah di mana-mana. Pada tahun 1920, Jack Cecil Drummond mengusulkan agar final “e” akan jatuh ke deemphasize yang “amina” referensi, setelah para peneliti mulai curiga bahwa tidak semua “vitamines” (paricularly vitamin A) mempunyai komponen amina.
Pada tahun 1931, Albert Szent-Györgyi dan sesama peneliti Yusuf Svirbely menduga bahwa “hexuronic asam” sebenarnya adalah vitamin C, dan memberi contoh kepada Charles Glen Raja, yang terbukti anti-kegiatan dalam scorbutic lama terbentuk scorbutic kelinci percobaan pengujian. Pada tahun 1937, Szent-Györgyi dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuannya. Pada tahun 1943 Edward Adelbert Doisy dan Henrik Dam diberikan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuan mereka vitamin K dan struktur kimianya. Pada tahun 1967, George Wald dianugerahi Penghargaan Nobel (bersama Ragnar Arthur Granit dan Haldan Keffer Hartline) untuk penemuan bahwa vitamin A bisa berpartisipasi langsung dalam proses fisiologis.
Di dalam Tubuh Manusiaa
Diklasifikasikan sebagai vitamin baik yang larut air atau larut dalam lemak. Pada manusia terdapat 13 vitamin: 4 larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan 9 larut dalam air (8 vitamin B dan vitamin C). Vitamin yang larut dalam air mudah larut dalam air, dan secara umum, dengan mudah dikeluarkan dari tubuh, sampai-sampai keluaran urin adalah prediktor kuat konsumsi vitamin. Karena mereka tidak mudah disimpan, konsisten asupan harian adalah penting. Banyak jenis vitamin yang larut air disintesis oleh bakteri. Fat-vitamin yang larut diserap melalui saluran pencernaan dengan bantuan lipid (lemak). Karena mereka lebih cenderung terakumulasi dalam tubuh, mereka lebih cenderung mengarah pada hypervitaminosis daripada vitamin larut air. Vitamin yang larut lemak peraturan adalah makna khusus dalam kistik fibrosis.
Daftar vitamin
Setiap vitamin biasanya digunakan dalam berbagai reaksi dan, karena itu, sebagian besar memiliki beberapa fungsi.
Vitamin generic
descriptor name
Vitamer chemical name(s) (list not complete)
Solubility
Recommended dietary allowances
(male, age 19–70) Deficiency disease Upper Intake Level
(UL/day) Overdose disease
Vitamin A
Retinol, retinal, various retinoids, and
four carotenoids)
Fat 900 µg Night-blindness and
Keratomalacia[21]
3,000 µg Hypervitaminosis A

Vitamin B1
Thiamine
Water 1.2 mg Beriberi, Wernicke-Korsakoff syndrome
N/D Drowsiness or muscle relaxation with large doses.
Vitamin B2
Riboflavin
Water 1.3 mg Ariboflavinosis
N/D
Vitamin B3
Niacin, niacinamide
Water 16.0 mg Pellagra
35.0 mg Liver damage (doses > 2g/day)and other problems

Vitamin B5
Pantothenic acid
Water 5.0 mg Paresthesia
N/D Diarrhea; possibly nausea and heartburn.
Vitamin B6
Pyridoxine, pyridoxamine, pyridoxal
Water 1.3–1.7 mg Anemia[27] peripheral neuropathy.
100 mg Impairment of proprioception, nerve damage (doses > 100 mg/day)
Vitamin B7
Biotin
Water 30.0 µg Dermatitis, enteritis
N/D
Vitamin B9
Folic acid, folinic acid
Water 400 µg Deficiency during pregnancy is associated with birth defects, such as neural tube defects
1,000 µg May mask symptoms of vitamin B12 deficiency; other effects.

Vitamin B12
Cyanocobalamin, hydroxycobalamin, methylcobalamin
Water 2.4 µg Megaloblastic anemia
N/D No known toxicity
Vitamin C
Ascorbic acid
Water 90.0 mg Scurvy
2,000 mg Vitamin C megadosage

Vitamin D
Ergocalciferol, cholecalciferol
Fat 5.0 µg–10 µg Rickets and Osteomalacia
50 µg Hypervitaminosis D

Vitamin E
Tocopherols, tocotrienols
Fat 15.0 mg Deficiency is very rare; mild hemolytic anemia in newborn infants. 1,000 mg Increased congestive heart failure seen in one large randomized study.
Vitamin K
phylloquinone, menaquinones
Fat 120 µg Bleeding diathesis
N/D Increases coagulation in patients taking warfarin.

Gizi dan Penyakit
Vitamin sangat penting bagi pertumbuhan normal dan pengembangan suatu organisme multisel. Menggunakan cetak biru genetik warisan dari orang tuanya, janin mulai berkembang, pada saat pembuahan, dari menyerap nutrisi. Hal ini membutuhkan vitamin dan mineral tertentu untuk hadir pada waktu-waktu tertentu. Gizi ini memfasilitasi reaksi kimia yang menghasilkan antara lain, kulit, tulang, dan otot. Jika ada kekurangan serius dalam satu atau lebih dari gizi ini, anak dapat mengembangkan penyakit kekurangan. Bahkan kekurangan kecil dapat menyebabkan kerusakan permanen.
Untuk sebagian besar, vitamin yang diperoleh dengan makanan, tetapi sedikit yang diperoleh dengan cara lain. Sebagai contoh, mikroorganisme dalam usus-biasa dikenal sebagai “usus flora”-memproduksi vitamin K dan biotin, sementara satu bentuk vitamin D disintesis di kulit dengan bantuan dari panjang gelombang ultraviolet alami sinar matahari. Manusia dapat menghasilkan beberapa vitamin dari prekursor mereka konsumsi. Contohnya termasuk vitamin A, diproduksi dari beta karoten, dan niasin, dari asam amino triptofan.
Pertumbuhan dan perkembangan Setelah selesai, vitamin tetap nutrisi penting bagi pemeliharaan kesehatan sel, jaringan, dan organ yang membentuk sebuah organisme multiseluler, mereka juga memungkinkan suatu bentuk kehidupan multisel untuk efisien menggunakan energi kimia yang disediakan oleh makan makanan itu, dan untuk membantu proses protein, karbohidrat, dan lemak yang diperlukan untuk respirasi.
Kekurangan
Karena tubuh manusia tidak menyimpan banyak vitamin, manusia harus mengkonsumsi secara teratur untuk menghindari kekurangan. Toko tubuh manusia untuk berbagai vitamin ini sangat bervariasi; vitamin A, D, dan B12 disimpan dalam jumlah yang signifikan di dalam tubuh manusia, terutama di hati, dan makanan manusia dewasa mungkin kekurangan vitamin A dan B12 selama berbulan-bulan sebelum mengembangkan kondisi kekurangan. Vitamin B3 tidak disimpan dalam tubuh manusia dalam jumlah yang banyak, sehingga toko-toko mungkin hanya berlangsung beberapa minggu. Kekurangan vitamin baik diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Kekurangan utama terjadi ketika organisme tidak mendapatkan cukup vitamin dalam makanan. Sebuah kekurangan sekunder mungkin disebabkan oleh gangguan yang mendasar yang mencegah atau membatasi penyerapan atau penggunaan vitamin, karena “faktor gaya hidup”, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, atau penggunaan obat yang mengganggu penyerapan atau penggunaan vitamin.

Terkenal kekurangan vitamin manusia melibatkan tiamin (beriberi), niasin (pellagra), vitamin C (scurvy) dan vitamin D (rakhitis). Di banyak negara maju, seperti kekurangan jarang terjadi, hal ini disebabkan oleh (1) pasokan yang cukup makanan; dan (2) penambahan vitamin dan mineral untuk makanan umum, yang sering disebut benteng. Di Selain itu penyakit kekurangan vitamin klasik, beberapa bukti juga mengusulkan hubungan antara kekurangan vitamin dan sejumlah gangguan yang berbeda.
Efek samping dan overdosis
Dosis besar, beberapa vitamin telah mendokumentasikan efek samping yang cenderung lebih parah dengan dosis yang lebih besar. Kemungkinan terlalu banyak mengkonsumsi vitamin apapun dari makanan yang terpencil, tapi overdosis dari vitamin suplemen tidak terjadi. Bila efek samping muncul, pemulihan seringkali dilaksanakan dengan mengurangi dosis. Konsentrasi vitamin dapat mentolerir seorang individu sangat bervariasi, dan tampaknya berhubungan dengan usia dan keadaan kesehatan. Di Amerika Serikat, overdosis pemaparan ke semua formulasi vitamin dilaporkan oleh 62.562 orang pada tahun 2004 (hampir 80% dari paparan ini adalah pada anak-anak di bawah usia 6 tahun), yang menyebabkan 53 “besar” hasil yang mengancam jiwa dan 3 kematian; sejumlah kecil dibandingkan dengan 19.250 orang yang meninggal karena keracunan tidak sengaja dari semua jenis di Amerika Serikat pada tahun yang sama (2004).
Suplemen
Suplemen makanan, sering mengandung vitamin, digunakan untuk memastikan bahwa jumlah nutrisi yang memadai dapat diperoleh setiap hari, jika jumlah yang optimal nutrisi tidak dapat diperoleh melalui diet yang bervariasi. Bukti-bukti ilmiah yang mendukung manfaat suplemen vitamin sudah terbentuk dengan baik untuk kondisi kesehatan tertentu, tetapi yang lain memerlukan studi lebih lanjut. Pada beberapa kasus, suplemen vitamin mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan, terutama jika diambil sebelum operasi, dengan suplemen makanan lainnya atau obat-obatan, atau jika orang yang membawa mereka memiliki kondisi kesehatan tertentu. Dietary suplemen mungkin juga mengandung kadar vitamin berkali-kali lebih tinggi, dan dalam berbagai bentuk, dari satu bisa menelan melalui makanan.
Sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada tahun 2006 menyarankan bahwa vitamin A dan E tidak hanya suplemen tidak memberikan manfaat kesehatan yang nyata bagi individu yang sehat secara umum, tetapi mungkin sebenarnya meningkatkan angka kematian, meskipun dua penelitian besar dimasukkan dalam analisis terlibat perokok, untuk yang sudah diketahui bahwa suplemen beta-karoten dapat berbahaya. Penelitian lain dirilis Mei 2009 menemukan bahwa antioksidan seperti vitamin C dan E bisa benar-benar mengekang beberapa manfaat latihan.
Nama di saat ini dan sebelumnya nomenclatures
Alasan himpunan vitamin tampaknya untuk melewati langsung dari E ke K adalah bahwa vitamin yang sesuai dengan surat FJ entah direklasifikasi dari waktu ke waktu, dibuang sebagai lead palsu, atau diubah namanya karena hubungan mereka dengan vitamin B, yang menjadi kompleks vitamin.
Berbahasa Jerman-ilmuwan yang diisolasi dan dijelaskan vitamin K (selain untuk penamaan seperti itu) yang melakukannya karena vitamin sangat erat terlibat dalam darah Koagulation melukai berikut. Pada waktu itu, sebagian besar (tetapi tidak semua) dari surat-surat dari F melalui ke J sudah ditetapkan, sehingga penggunaan huruf K dianggap cukup masuk akal. Tabel dibawah adalah daftar bahan kimia yang sebelumnya digolongkan sebagai vitamin, serta nama-nama sebelumnya vitamin yang kemudian menjadi bagian dari B kompleks.
Nomenclature of reclassified vitamins
Previous name Chemical name Reason for name change
Vitamin B4
Adenine
DNA metabolite
Vitamin B8
Adenylic acid
DNA metabolite
Vitamin F Essential fatty acids
Needed in large quantities (does
not fit the definition of a vitamin).
Vitamin G Riboflavin
Reclassified as Vitamin B2

Vitamin H Biotin
Reclassified as Vitamin B7

Vitamin J Catechol, Flavin
Protein metabolite
Vitamin L1 Anthranilic acid
Protein metabolite
Vitamin L2 Adenylthiomethylpentose
RNA metabolite
Vitamin M Folic acid
Reclassified as Vitamin B9

Vitamin O Carnitine
Protein metabolite
Vitamin P Flavonoids
No longer classified as a vitamin
Vitamin PP Niacin
Reclassified as Vitamin B3

Vitamin U S-Methylmethionine
Protein metabolit








BAB II
PEMBAHASAN
Vitamin memiliki beragam fungsi biokimia. Beberapa fungsi mirip hormon sebagai pengatur metabolisme mineral (misalnya vitamin D), atau regulator dari sel dan pertumbuhan jaringan dan diferensiasi (misalnya beberapa bentuk vitamin A). Lain berfungsi sebagai antioksidan (misalnya vitamin E, dan kadang-kadang vitamin C). jumlah terbesar vitamin (misalnya vitamin B kompleks) berfungsi sebagai prekursor untuk kofaktor enzim, yang membantu enzim dalam pekerjaan mereka sebagai katalis dalam metabolisme. Dalam perannya ini, mungkin vitamin untuk enzim terikat erat sebagai bagian dari kelompok prostetik: misalnya, biotin adalah bagian dari enzim-enzim yang terlibat dalam pembuatan asam lemak. Bergantian, vitamin juga mungkin kurang erat terikat untuk enzim katalis sebagai koenzim, dilepas molekul yang berfungsi untuk membawa kelompok atau elektron kimia antara molekul. Sebagai contoh, asam folat membawa berbagai bentuk kelompok karbon – metil, formil dan metilena – dalam sel. Walaupun peran ini dalam membantu enzim-substrat reaksi adalah vitamin ‘terkenal fungsi, fungsi vitamin lainnya sama pentingnya.
Diklasifikasikan sebagai vitamin baik yang larut air atau larut dalam lemak. Pada manusia terdapat 13 vitamin: 4 larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan 9 larut dalam air (8 vitamin B dan vitamin C). Vitamin yang larut dalam air mudah larut dalam air, dan secara umum, dengan mudah dikeluarkan dari tubuh, sampai-sampai keluaran urin adalah prediktor kuat konsumsi vitamin. Karena mereka tidak mudah disimpan, konsisten asupan harian adalah penting. Banyak jenis vitamin yang larut air disintesis oleh bakteri. Fat-vitamin yang larut diserap melalui saluran pencernaan dengan bantuan lipid (lemak). Karena mereka lebih cenderung terakumulasi dalam tubuh, mereka lebih cenderung mengarah pada hypervitaminosis daripada vitamin larut air. Vitamin yang larut lemak peraturan adalah makna khusus dalam kistik fibrosis.
Untuk sebagian besar, vitamin yang diperoleh dengan makanan, tetapi sedikit yang diperoleh dengan cara lain. Sebagai contoh, mikroorganisme dalam usus-biasa dikenal sebagai “usus flora”-memproduksi vitamin K dan biotin, sementara satu bentuk vitamin D disintesis di kulit dengan bantuan dari panjang gelombang ultraviolet alami sinar matahari. Manusia dapat menghasilkan beberapa vitamin dari prekursor mereka konsumsi. Contohnya termasuk vitamin A, diproduksi dari beta karoten, dan niasin, dari asam amino triptofan.
Pertumbuhan dan perkembangan Setelah selesai, vitamin tetap nutrisi penting bagi pemeliharaan kesehatan sel, jaringan, dan organ yang membentuk sebuah organisme multiseluler, mereka juga memungkinkan suatu bentuk kehidupan multisel untuk efisien menggunakan energi kimia yang disediakan oleh makan makanan itu, dan untuk membantu proses protein, karbohidrat, dan lemak yang diperlukan untuk respirasi.










BAB III
KESIMPULAN
Pada manusia terdapat 13 vitamin: 4 larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan 9 larut dalam air (8 vitamin B dan vitamin C). Vitamin yang larut dalam air mudah larut dalam air, dan secara umum, dengan mudah dikeluarkan dari tubuh, sampai-sampai keluaran urin adalah prediktor kuat konsumsi vitamin. Karena mereka tidak mudah disimpan, konsisten asupan harian adalah penting. Banyak jenis vitamin yang larut air disintesis oleh bakteri. Fat-vitamin yang larut diserap melalui saluran pencernaan dengan bantuan lipid (lemak). Karena mereka lebih cenderung terakumulasi dalam tubuh, mereka lebih cenderung mengarah pada hypervitaminosis daripada vitamin larut air. Vitamin yang larut lemak peraturan adalah makna khusus dalam kistik fibrosis.
Pertumbuhan dan perkembangan Setelah selesai, vitamin tetap nutrisi penting bagi pemeliharaan kesehatan sel, jaringan, dan organ yang membentuk sebuah organisme multiseluler, mereka juga memungkinkan suatu bentuk kehidupan multisel untuk efisien menggunakan energi kimia yang disediakan oleh makan makanan itu, dan untuk membantu proses protein, karbohidrat, dan lemak yang diperlukan untuk respirasi.






Daftar Pustaka
 Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
 Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
 Moehji, S. Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta, 1982.
 Supariasa, I. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta, 2002.
 Pengertian Kesehatan http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-kesehatan/#ixzz1HxDD1igu